GUBERNUR JAWA TENGAH GANJAR
PRANOWO MAIN FILM
SANG PRAWIRA

Bermain Film Sang Prawira, Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah itu
menjadi seorang Dosen Akpol (Akademi Kepolisian) yang Berpangkat Kombes di
Semarang - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo tersebut mendapat kehormatan untuk menjadi
salah satu pemain film layar lebar yang berjudul SANG PRAWIRA besutan sutradara Ponti
Gea yang akan tayang di bioskop XXI 1 Oktober 2019 mendatang.

Kalau jadi polisi angkatan 90, mungkin sekarang berpangkat Kombes
atau bintang satu. Akhirnya saya menjadi Polisi, tapi di film," gurau
Ganjar seusai syuting di Akpol Semarang Jl Sultan Agung, Selasa (9/7/2019)
malam. Dalam adegan film, Ganjar mengajar di ruang kelas dan mengenakan seragam
dinas kepolisian berpangkat Kombes. Beliau menjelaskan tentang syarat sebuah Negara
besar itu memiliki energi, pangan, mineral, laut dan rakyat yang banyak. "
Tidak banyak negara yang seperti itu, tandasnya.
Nah, coba sebutkan Negara besar itu mana saja," kata Ganjar
kepada taruna dan taruni. Tiga taruna yang berasal dari Medan (Horas), Sunda
(Johanes) dan Jawa menjawab tiga nama negara. India, Brazil dan Indonesia.
"Ya, Indonesia. Negeri ini akan makmur dan maju di masa depan. Dan di
pundak kalian semua, negeri ini akan berkembang," tandas Ganjar.
Usai syuting, politisi PDI Perjuangan yang juga mantan anggota DPR
RI itu meminta kepada para taruna dan taruni untuk tidak pernah melakukan
pelanggaran terhadap aturan.
Sementara itu, sutradara Sang Prawira Ponti Gea mengatakan, film
yang rencananya berdurasi 100 menit itu bercerita tentang perjalanan seorang
anak desa dari pinggiran Danau Toba yang bercita-cita menjadi seorang polisi.
Selain melibatkan Ganjar Pranowo sebagai pemain, dirinya juga
mengajak Bripka Herman Adi Basuki, operator PLD Sub Bagian Humas Polres
Purworejo atau yang dikenal dengan Pak Bhabin Herman dalam akun Polisi Motret
di akun Youtube. "Kenapa kami melibatkan Bapak Gubernur Jateng, karena
kami ingin menunjukkan kerjasama yang kuat antara kepolisian dengan
pemerintah," ujarnya.
![]() |
Sutradara Ponti Gea |
Ponti Gea menambahkan, film itu menyuguhkan
pergulatan sebuah keluarga di mana antara isteri dan suami tidak sepaham dalam
merancang masa depan anaknya ketika anaknya duduk di bangku SMA. Si Ibu, kata Ponti Gea, ingin menuruti kemauan
anaknya jadi polisi sementara si bapak lebih condong anaknya bekerja di luar
negeri agar dapat menolong keuangan keluarga yang selama ini tergolong miskin.
Ide cerita film
lahir dari para pejabat Utama Polda Sumut yang didukung oleh Wakapolda Sumut
Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto kemudian diperkaya oleh Kapoldasu Irjen
Pol Agus Andrianto, terutama tentang sosok seorang polisi yang berani dan
tangguh serta muatan pesan moral pedagogis (strategi pembelajaran) kepada
masyarakat.
Film layar lebar ini selain menampilkan profesionalisme polisi dlm
menjalankan tugas, juga memperkenalkan berbagai kultur masyarakat dan destinasi
wisata serta membangun rasa nasionalisme. Lokasi syuting mengambil 130 titik
dan tersebar di beberapa daerah seperti Karo, Simalungun, Tobasa, humbahas
Tanjung Balai, Sibolga, Nias, Medan, Semarang (Akpol) dan Jakarta (Mabes
Polri).
Ponti Gea mengaku sebagai pria berdarah suku Nias yang pernah
mengenyam pendidikan dua tahun di Italia. Karya-karyanya antara lain Samadoni
Tano (2011) , Anak Sasada (2011) dan Tanah Parsirangan (2012) , semuanya adalah
film berbahasa daerah. Ia mengakui, keinginannya untuk memproduksi sebuah film
agar bisa mengobati rasa kerinduan dan cintanya pada kamupung halaman serta
memberikan pesan pesan moral, adat istiadat yang kerap dilanggar seiring
berjalannya perkembangan zaman.
Sebagai seorang anak Nias tentunya bangga dengan apa yang sudah
dapat dilakukan oleh Pak Ponti Gea, karya salah satu anak terbaik pulau nias
ini secara tidak langsung menjadi motivator bagi pemuda-pemudi pulau nias untuk
selalu kreatif dan membuka wawasan dengan hal-hal yang baru. Mungkin banyak
putra-putri nias yang sudah menduduki jabatan tinggi dan rata-rata dari bidang
Militer dan Politisi namun Putra Nias yang satu ini memiliki keahlian yang
berbeda dari beberapa putra nias lainnya.
Jadi, dihimbau kepada seluruh rakyat pulau nias untuk mendukung
dan mengajak semua kerabat dan keluarga secara Doa agar film layar lebar ini
dapat tayang dan menjadi salah satu film Indonesia terbaik. Tidak lain juga
kepada Sutradara dan para pemain film agar diberi kesehatan dan kekuatan
sehingga semuanya dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Salam Pemuda Pulau
Nias!!!!
Share Artikel ini
Jika Bermanfaat
Terimakasih,
Yaahowu!!!
Saksikan Filmnya pada tanggal 1
Oktober 2019